Secangkir kopi yang anggun
makna bijaksana yang terlupa
Pahit namun masih sering aku
seduh sebagai penyambut hari-hariku, manis tapi bukan kopi jika tak ada rasa pahit
dan aku betah untuk menikmatinya, aromanya menggiurkan sampai aku sering dibuat
merindu olehnya, sama seperti secangkir pahit
manis kehidupan, kebalikan beberapa dari kita malah sering lupa menikmati campur aduk rasa dalam waktu
bersamaan, dan mulai memperbanyak mengeluh serta lupa untuk menikmatinya .
Mereka bilang kopi adalah filosopi kehidupan yang anggun dan bijak, beberapa dari kita mengeluh sambil menikmati
secangkir kopi, namun terlalu sering lupa belajar dari secangkir kopi yang sedang
kita nikmati.
Seharunya seperti menikmati kopi bahwa pahit dan manis jika dinikmati adakala
kita akan mulai terbiasa, nikmati jadi
biasakan diri.
Bukankah akan lebih menarik jika mengijinkan kehidupan membentukmu
dari pada memperbanyak drama yang mungkin sebagian dari kita jauh telah kecewa
karena beberapa hal tak sesuai ekspetasi.
Kebanyakan mengeluh akan hari-hari berat yang telah dilalui,
namun lupa bagaimanapun pahit kehidupan bukannya kita masih bernafas dan lalui
hari ini hingga bertemu hari esok, insha Allah.
Kemarin mengeluh namun masih berlanjut sampai hari ini apakah akan
berjalan dengan desah keluhan hari yang kau lalui, setidaknya belajar menikmati bahwa tak ada yang abadi bahkan masalah yang menimpamu.
Tak akan istimewa hari yang kau jalani tanpa pahit
manis kehidupan, karena hadiah terindah datang dari hari yang berat, tekanan, cobaan yang pada akhirnya jika kau pandai semua akan berujung mengajarkan
nikmat bersyukur, bahwa beberapa hal telah berhasil kau lalui, dan selamat datang hari baru.
Karena hari penuh suka cita tak datang begitu saja, ada hati yang
harus dicobai terlebih dahulu, hidup ini adalah ujian dengan segudang tantangan taukah kamu
bahwa sebuah ujian memang tidak dirancang untuk mudah.
Betapa nikmatnya jika pada
akhirnya masing-masing dari kita sadar bahwa tak ada yang abadi bahkan hari tak
selamanya tentang ujian, dan tak semua hari diisi dengan kebahagian, dewasalah.
Jangan hanya selalu berterima kasih untuk hari bahagia saja, itulah
hikmah dan nikmat bersabar, jika hati kau tata dengan baik maka tak ada yang
dapat menghentikanmu untuk menerima bahagia, semua kembali pada diri
masing-masing.
No comments:
Post a Comment