Translate

Sunday, February 11, 2018


Hujan, secangkir kopi, bayangan semu 
  
Chapter 1 ( hujan )

     Dalam hening malam kusetapaki bayangan masa-masa kelam itu,mungkin sudah saatnya aku mencoba buka hati yang pernah tersayat karena manisnya kata cinta. Dan kutemukan diriku dalam masa yang kelam itu yang terus menghantuiku dan menjadi bagian bayanganku melalui aroma hujan yang pernah menjadi bagian kenangan manis antara aku dan diriku yang lalu.


Mungkin saja dalam sesaat aku tenggelam lagi bersama aroma hujan kemasa dimana aku merasa saat ini ada pada masa itu bersamamu, berjalan sendiri dan mencoba bangkit dari masa kelam yang pernah menimpa jiwa dan ragaku seakan masih ada harapan adanya benih cinta yang baru tumbuh bersama siraman air hujan.


Tumbuh menghirup aroma hujan, cintaku terlalu berkeluh dengan masa lalu itu, mungkin karena kutanamkan benih harapan terlalu dalam, dan kini aku menemukan benih itu telah melewati beberapa musim tak juga tumbuh, namun aku menemukan diriku masih pada tempat yang sama dengan harapan yang keras, dan terdampar dimasa terburukku.


Sampai akhirnya aku menutup mata dan menghempaskan diriku sendiri pada sanadaran kursi kamar yang begitu senyap dan berlarut dalam kerinduan yang panjang. Mungkinkah aku bisa bangkit dalam kelamnya masa itu apakah ini hukuman ? aku jatuh cinta dan senandung hati tak bisa berdusta aku masih menyayangimu.


Alunan gitar selalu jadi penyejuk dalam kelamnya masa sendiri ini, kesendirian yang tersadar akan kehilanganmu, entah waktu tak ingin berhenti dan tak berpihak kepadaku, jalani semua kisah yang beruntun telah terukir dalam hari-hari yang telah tercipta oleh takdir.bagaiman harus aku akui bahwa kamu telah pergi,begitu damainya, ceria namun sosokku masih sama saja,dan tak ada lagi sosokmu yang melekat itu.

Akhir yang tercipta kita harus menjejaki setapak itu sendiri tanpa harus bergandengan lagi, asa tak mampu kutahan untuk kesekian kalinya, semua rasa tak bisa berakhir namun tetap mengganggu masaku kini, ku tepuk dadaku dengan isak tangis yang berkepanjangan, memohon pada sedih ini untuk tak menghantuiku lagi.


Entahlah rasa penat karena merindu yang berkepanjangan ini hanya dapat kuwakilkan dengan air mata yang deras setiap malamnya, bertanya dimanakah sosok manismu saat itu ? selalu saja ada emosi yang berkepanjangan membaur bersama tangisku, tanda tanya akan kemana perginya sosokmu yang lembut itu, kumerindu sampai nafas ini terisak-isak. Amarah bercampur cinta yang mendalam membaur dan melebur menjadi satu dalam senyap berkepanjangan.


Ketika ragaku bersimpah memeluk diri sendiri, kaupun pernah menjadi inspirasiku, membuat aku melihat cinta dari sisi lain, memberi kekuatan yang bertabur cinta, mendukungku menjadi lebih baik. Lalu kenapa kini pergi meninggalkan aku dalam senyap ini, ketika kau beri kebahagiaan yang datangnya dari rasa kenyamanan.


Dalam kensunyian ini petikan gitar aku gambarkan kerasnya aku pernah mencintaimu, mengenang dalam isakan tangis kusampaikan dalam laguku.dalam hati selalu bersenandung apa salahku, kau tinggalkan aku dalam diam, lirih dan piluh hatiku memanggil namamu dalam tiap petikan gitarku, mengambarkan aku sangat merindu walaupun aku tau kau adalah sosok yang selalu berhianat.


Dia dusta dariku, cintaku sangat tulus padamu apalah arti semua jika hatimu tak sama, tapi aku masih berharap berulang kali kau akan kembali, walau dirimu tak mengerti untuk saat ini,namun pertanyaan itu kembali kepadaku sampai kapan aku akan bertahan dalam kisah ini? Atau mungkin harus aku akhiri semua harapan ini dalam kesendirian saja.


Kisah yang hanya yang aku diami sendiri, berpihak sendiri, menatap dari jendela kamar, hujan belum juga reda, aku terlahir untuk cinta yang dunia saat ini masih mengujiku, dalam hidupku banyak ketidak sempurnaan, apakah itu yang membuatmu pergi dariku, tanpa kata permisi, dan mendiami dunia lain, bersama dia yang dapat membuatmu bahagia, sebenarnya dimanakah dirimu ?


Tanpa kabar, menghilang begitu saja, aku masih berharap dan menunggumu?


Berharap mengukir cerita yang sangat indah

Aku menunggumu dan masih saja menunggu sosokmu menghampiriku?

Aku merindukanmu dengan segenap hatiku

Dia yang pernah mengisi hati hampir sepenuhnya




3 comments:

Contoh