Sempat ada tentang kita
Ada yang datang hanya
untuk menyapa, kemudian berlalu pergi tanpa kalimat pamit sedikitpun, entahlah
pergi untuk sementara atau selama-lamanya. Tentang dua insan pernah saling
menyapa dipertemukan oleh takdir, kemudia berkisah dalam tak kepastian dimana
salah satunya pergi meninggalkan mungkin untuk mencari kenyamanan bersama yang
baru.
Ketika bisikan cinta menyapa
Ada yang datang sebatas
penasaran, setelah tau semua terasa membosankan baginya, dia berlalu pergi
meninggalkan hati yang telah nyaman. Kemudian merasa kisah ini tak menarik lagi
baginya, tak meminta pertanggung jawaban hanya saja setelah membuat nyaman, ada
rasa lebih dia berlalu pergi, mungkin aku bukan akhir petualangannya.
Menurut dia menantang
Ada yang datang sebatas
tantangan,karena kata yang lain dia berbeda, susah ditaklukkan. Setelah
mendapatkan entah mengapa bosan datang tanpa memberi kepastian dan
menyalahkan.Hati yang telah nyaman harus diabaikan, karena dia akan
meninggalkan dan membawa pergi kenyamanan yang pernah diberikan dulu, dan yang
ditinggalkan harus siap menerima dan mengikhlaskan.
Ketika setia tak berarti
Anehnya yang siap menerima
setelah tau kekurangan satu sama lain, mereka memilih melepaskan, seolah janji
yang pernah dibuat tak berarti lagi, janji yang penuh kehampaan,rasa
sakit,melepas dengan penuh keikhlasan, air mata, sesak didada.
Anehnya yang tau kau
telah menyelingkuhinya berulang-ulang kali, namun tetap memaafkanmu, menerima
dengan utuh lagi. Kau sakiti dengan membuat luka yang sama terus- menerus
seolah hatinya terbuat dari baja.
Jika saja cinta memang
lebih dari dua insan, ada yang lain mengisi celah hati itu. Apakah pantas kau kuperjuangkan
lagi?
Jika saja aku tak mencintaimu
setulus hatiku, aku tak akan memilih bertahan sejauh ini bersamamu.
Sayangnya kadang memilih
bertahan juga menyakitkan, melepaskan lebih meyesakkan. Kehilangan menyadarkan
betapa pernah berartinya kebersamaan, rasa kasih sayang, ketika kita pernah
saling memiliki.
Percayalah aku bukan
manusia yang selalu teguh, kadang pertahananku hancur karenamu, sama saat aku
mulai menumbuhkan rasa padamu. Saat itu satu-persatu keyakinanku mulai
menumbuhkan rasa padamu, namun ada saat aku tak mampu menahan siksa batih
darimu terus-menerus.
Ada kala benteng-benteng
pertahananku benar-benar hancur, aku tertegun dan masih mengagumi caramu hingga
mampu sampai pada zona amanku kacau balau, kadang aku melawan rasa tapi semua
tak dapat aku pungkiri aku kalah untuk menang dami rasaku yang akhirnya harus
aku lepaskan.
Aku tak sengaja pergi
agar kau mengejar maupun mencariku, tepatnya aku ingin memulai lembaran baru
yang namamu tak tertulis dilembaran itu lagi. Setidaknya perlahan aku mulai
bisa mengikhlaskan, segala rasa yang pernah tumbuh begitu kuatkanya.
Aku tinggalkan luka itu,
bersama segala kenangan-kenangan yang mengajarkan aku untuk lebih
mengikhlaskan, melepaskan karena jika kau bukan utntukku seerat apapun aku berusaha
menggenggam akhirnya genggamanku tak berarti apa-apa untukmu.
No comments:
Post a Comment