Translate

Monday, February 12, 2018


Sempat ada tentang kita

Ada yang datang hanya untuk menyapa, kemudian berlalu pergi tanpa kalimat pamit sedikitpun, entahlah pergi untuk sementara atau selama-lamanya. Tentang dua insan pernah saling menyapa dipertemukan oleh takdir, kemudia berkisah dalam tak kepastian dimana salah satunya pergi meninggalkan mungkin untuk mencari kenyamanan bersama yang baru.

Ketika bisikan cinta menyapa

Ada yang datang sebatas penasaran, setelah tau semua terasa membosankan baginya, dia berlalu pergi meninggalkan hati yang telah nyaman. Kemudian merasa kisah ini tak menarik lagi baginya, tak meminta pertanggung jawaban hanya saja setelah membuat nyaman, ada rasa lebih dia berlalu pergi, mungkin aku bukan akhir petualangannya. 

Menurut dia menantang

Ada yang datang sebatas tantangan,karena kata yang lain dia berbeda, susah ditaklukkan. Setelah mendapatkan entah mengapa bosan datang tanpa memberi kepastian dan menyalahkan.Hati yang telah nyaman harus diabaikan, karena dia akan meninggalkan dan membawa pergi kenyamanan yang pernah diberikan dulu, dan yang ditinggalkan harus siap menerima dan mengikhlaskan.

Ketika setia tak berarti

Anehnya yang siap menerima setelah tau kekurangan satu sama lain, mereka memilih melepaskan, seolah janji yang pernah dibuat tak berarti lagi, janji yang penuh kehampaan,rasa sakit,melepas dengan penuh keikhlasan, air mata, sesak didada. 

Anehnya yang tau kau telah menyelingkuhinya berulang-ulang kali, namun tetap memaafkanmu, menerima dengan utuh lagi. Kau sakiti dengan membuat luka yang sama terus- menerus seolah hatinya terbuat dari baja.

Jika saja cinta memang lebih dari dua insan, ada yang lain mengisi celah hati itu. Apakah pantas kau kuperjuangkan lagi?

Jika saja aku tak mencintaimu setulus hatiku, aku tak akan memilih bertahan sejauh ini bersamamu.

Sayangnya kadang memilih bertahan juga menyakitkan, melepaskan lebih meyesakkan. Kehilangan menyadarkan betapa pernah berartinya kebersamaan, rasa kasih sayang, ketika kita pernah saling memiliki.

Percayalah aku bukan manusia yang selalu teguh, kadang pertahananku hancur karenamu, sama saat aku mulai menumbuhkan rasa padamu. Saat itu satu-persatu keyakinanku mulai menumbuhkan rasa padamu, namun ada saat aku tak mampu menahan siksa batih darimu terus-menerus.

Ada kala benteng-benteng pertahananku benar-benar hancur, aku tertegun dan masih mengagumi caramu hingga mampu sampai pada zona amanku kacau balau, kadang aku melawan rasa tapi semua tak dapat aku pungkiri aku kalah untuk menang dami rasaku yang akhirnya harus aku lepaskan.

Aku tak sengaja pergi agar kau mengejar maupun mencariku, tepatnya aku ingin memulai lembaran baru yang namamu tak tertulis dilembaran itu lagi. Setidaknya perlahan aku mulai bisa mengikhlaskan, segala rasa yang pernah tumbuh begitu kuatkanya.

Aku tinggalkan luka itu, bersama segala kenangan-kenangan yang mengajarkan aku untuk lebih mengikhlaskan, melepaskan karena jika kau bukan utntukku seerat apapun aku berusaha menggenggam akhirnya genggamanku tak berarti apa-apa untukmu.

No comments:

Post a Comment

Contoh