Translate

Friday, April 6, 2018


Adios Amigo
(Selamat tinggal)

Waktu berlalu, waktu tak kembali, waktu terus berputar tetapi moment dan kisahnya tidak akan pernah sama lagi. Jangan sampai kau terlambat menyadari betapa berartinya orang tersebut setelah kau abaikan. Terkadang kehidupan dapat membuatmu seolah kau adalah orang yang hidup dengan baik namun didalam kau telah setengah mati.

Semula kita terlihat biasa-biasa saja tak ada yang menarik dari semuanya, waktu mulai membuat kita bertemu dan bertatap terlalu sering dari pada biasanya. Kemudian entah tanpa sengaja kita mulai merajut impian dan membuat bingkai indah tentang masa depan bersama dengan sangat sempurna, melengkapi satu sama lain. Datanglah pernyataan menyakitkan darimu“berikan satu sama lain ruang untuk tak saling mengekang”yang perlahan menuju kalimat perpisahan jauh dari dugaan.

Terkadang kita cukup bodoh karena cinta, tetapi lebih baik menyatakan kebenaran yang hasilnya menyakitkan dari pada kebohongan, lebih baik menyatakan kebenaran dari pada dipendam. Namun ada yang lebih menyakitkan lagi ketika kau ingin terlihat menyatakan kebenaran ternyata memalsukan segalanya termasuk membohongi aku dengan memberiku harapan palsu cintamu.

Sama seperti kepercayaan yang kau hianati dan kau sia-siakan, seolah harapan, pengorbananku tak berarti, terlalu sederhana bagimu. Bukannya jelas sudah cinta tak selalu tentang kalimat manis saja, aku berhenti bukan karena menyerah tepatnya sekarang rasa takut dihianati, disakiti lebih besar dari pada aku harus tersakiti terus-menerus mengikuti kisah ini dari pada logikaku. Berharap sendiri dalam waktu serta situasi tertentu teramat menyakitkan untuk kesekian kalinya dengan cinta yang tak pasti dan terabaikan.

Segala rasa sakit yang kau berikan sekarang mampu merubah haluanku, cinta yang dulu aku dambakan kini aku putuskan untuk berhenti menunggu,ketulusanku kau ragukan entah sampai kapan kau akan mengerti. Tersadar bahwa perasaan takut menyakiti diri sendiri serta memilih berhenti memperjuangkanmu terkadang lebih baik dari pada memperthankan rasa cintaku karena tak terbalas dan selalu kau jadikan pelarian semata.

Semua hal tentangmu membuat aku jerah bukan menyerah terhadap perjuangku tetapi sampai disini dulu, sampaikan salam kecewaku pada yang namanya cinta bertepuk sebelah tangan, sampaikan padanya aku cukup tersakiti karena penghiantan cintamu.

Mungkin saja aku perlu jedah dan berhenti dulu mengambil waktu untuk merenung, merasakan betapa pahitnya berharap sendiri dalam suatu hubungan cinta,betapa tak mudah harus menikam setiap rasa rindu yang datang, tak mudah sehingga aku sempat tersesat dalam kuatnya rasa dukaku.

Aku berusaha menyadarkan diri sendiri kelak apapun yang terjadi, pasti ada seseorang diluar sana yang selalu memikirkanku. Sehingga aku tak kesepian,tak disakiti sesakit ini, serta selalu dinggap.

Pada persimpangan jalan sempat aku khawatir tak dapat melupakanmu dan takut terluka lagi, banyak penasehat dadakan datang pada saat yang bersamaan meraka memberitahuku waktu adalah obat penyembuh terbaik untuk bermacam-macam luka, kemudian aku percaya tak ada yang abadi.

Dari waktu kewaktu semangkin banyak pertanyaan mengapa terkadang aku masih disana pada moment tetentu berpikir betapa sempat memilikimu merupakan keberuntungan kecil dari perjalanan kisah cintaku, dalam benak terkadang ingin aku tanyakan padamu masih adakah sedikit rasa untukku? Apakah kau tak langsung menghilangkan begitu saja perasaanmu terhadapku?

Bayanganmu terlalu sering menghiasi otakku yang setengah tak waras ini, ingin aku katakan padamu aku tak menginginkan ini, namun melihatmu bahagia aku tak ingin ada dilembaran kehidupanmu yang baru saat ini dan merusaknya, dengan segenap harapan aku akan menjaga ruang rasa cintaku sepantasnya saja,membisikkan diri sendiri bahwa aku labih kuat dari yang aku kira.

Akhir dipenghujung jalan kisah cintaku untuk semua hal yang telah mengajarkan arti melepaskan, keikhlasan, dan segala hal yang belum bisa aku pelajari, aku tersadar bahwa aku tidak meraih sesuatu dengan tangan kosong ada hikmah dari semua hal-hal yang selalu aku anggap mengecewakan dalam kehidupan ini.



No comments:

Post a Comment

Contoh